Rebound emas mencapai batas atas di sekitar level tertinggi hari Senin di atas $4.260. Pergerakan tersebut kemudian membuka jalan bagi pullback ke bawah $4.200 pada hari Selasa. Penurunan ini terjadi seiring penguatan ringan pada Dolar AS, serta imbal hasil Treasury yang menunjukkan sinyal beragam: imbal hasil jangka pendek sedikit melemah, sementara imbal hasil jangka menengah dan panjang tetap stabil. Kondisi ini mencerminkan pasar yang belum sepenuhnya berada dalam lingkungan bebas risiko.

Meskipun demikian, jika dilihat secara menyeluruh, prospek jangka panjang emas batangan masih positif. Logam mulia ini baru saja mencatat kenaikan bulanan keempat berturut-turut pada November, bangkit kuat dari fase lesu pada akhir Agustus di sekitar $3.300. Ditambah dengan ketegangan geopolitik yang belum mereda serta spekulasi berlanjut mengenai pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed), para pembeli masih memiliki banyak alasan untuk tetap aktif di pasar.

Namun, sentimen dapat berubah apabila selera risiko global tiba-tiba membaik. Khususnya, jika berita mengenai potensi perundingan damai antara Rusia dan Ukraina menguat, daya tarik emas sebagai aset safe haven berpotensi melemah. Meski begitu, sejauh ini setiap kali harga mengalami tekanan, aksi beli baru cenderung muncul dengan cepat.

Ekspektasi suku bunga tetap menjadi faktor utama yang mendukung harga emas. Pasar masih memperkirakan bahwa The Fed akan kembali menurunkan suku bunga pada Desember. Proyeksi saat ini bahkan menunjukkan kemungkinan pelonggaran hingga hampir 88 basis poin pada akhir 2026, sebuah kondisi yang umumnya menguntungkan bagi aset non-imbal hasil seperti logam mulia.

Manfaatkan momen, Trading bersama Viction